http://comphi.sinergis.org/comphi/issue/feedCoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal2024-11-02T01:13:00+00:00Open Journal Systems<p><strong>CoMPHI Journal : Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal</strong> merupakan Jurnal Ilmiah bidang Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang dikelola dan diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia. <strong>CoMPHI Journal</strong> terbit 3 (tiga) kali dalam 1 tahun yaitu setiap bulan Februari, Juni dan Oktober.</p>http://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/214HUBUNGAN PEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA 12-59 BULAN 2024-10-25T01:16:59+00:00Silvyana Helmalia Putrisilvyanahp16@gmail.comSiti Thomas ZulaikhahZulaikhah_99@hotmail.comRatnawati RatnawatiRatnawati_112@hotmail.com<p><em>Kabupaten Demak masih menjadi lokasi inti yang diintervensi untuk percepatan penurunan stunting yang terintegrasi pada tahun 2023. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemanfaatan layanan kesehatan dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan case control. Besar sampel sebanyak 100 responden yang terdiri dari 50 kasus stunting dan 50 kontrol. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak pada bulan September—Oktober 2023. Pengambilan data dengan wawancara langsung dan mengisi checklist pada saat kegiatan posyandu. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square. Hasil analisis didapatkan responden dari kelompok stunting memanfaatkan layanan kesehatan (>70%). Nilai median HAZ kelompok stunting (-2,69) dan tidak stunting (-0,80). Hubungan penyuluhan MPASI dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting p=0,648, hubungan kelengkapan imunisasi dasar dengan kejadian stunting p=0,338, hubungan pemberian vitamin A dengan kejadian stunting p=0,488, hubungan pemantuan tumbuh kembang tiap bulan dengan kejadian stunting p=0,488, hubungan metode pencarian pengobatan dengan kejadian stunting p=0,148, dan hubungan kelas ibu hamil dengan kejadian stunting p=0,148. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan layanan kesehatan tidak ada hubungan yang significant dengan kejadian stunting di wilayah Puskesmas Guntur II.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Silvyana Helmalia Putri, Siti Thomas Zulaikhah, Ratnawatihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/237Hubungan Kesadaran Diri (Self Awareness) Pasien Terhadap Kualitas Hidup Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar2024-10-25T01:22:40+00:00fila filafilanafa1806@gmail.comMeddy Setiawanmeddy_umm@yahoo.comAnnisa’ HasanahHasanahsact112@hotmail.com<p><em>PGK (Penyakit Ginjal Kronis) merupakan urutan penyakit katastropik keempat di Indonesia. Salah satu terapi yang sering digunakan pada PGK stadium akhir adalah terapi hemodialisis. Terapi hemdodialisis dilakukan oleh pasien secara berkelanjutan, sehingga bisa memicu timbulnya rasa bosan. Di samping itu, pasien PGK bisa memiliki gangguan hormon kortisol. Oleh karena itu, mereka membutuhkan kesadaran diri (Self awareness) untuk menjaga kesehatannya dan senantiasa menjadi seseorang yang berarti di kehidupannya. Seseorang yang memiliki dampak positif bagi lingkungan sekitarnya tentunya akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Dokter dan perawat hanya bisa memantau kondisi pasien saat memberikan proses terapi dan mengevaluasi berdasarkan hasil laboratorium seperti ureum dan kreatinin. Saat di rumah, mereka sendirilah yang memutuskan untuk memantau dan menjaga kondisi kesehatannya. Mengetahui hubungan kesadaran diri (self awareness) terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Alat pengambilan data pada penelitian ini yaitu lembar kuesioner. Pengamatan dilakukan secara langsung dan membagikan kuesioner kepada para pasien hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar sebagai responden. Analisis data dilakukan menggunakan uji SEM-PLS. Uji SEM-PLS menunjukkan hasil 2,815 yang berarti terdapat hubungan antara kesadaran diri (self awareness) pasien terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Terdapat hubungan antara kesadaran diri (self awareness) pasien terhadap kualitas hidup pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 fila fila, Meddy Setiawan, Annisa’ Hasanahhttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/242Laporan Kasus: Noise Induced Hearing Loss Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga2024-10-26T02:03:26+00:00Amanda AsriAsri_a1223@hotmail.comRosdianah Rahimrosdianah.rahim@uin-alauddin.ac.idAbbas Zavey NurdinNurdin1122@hotmail.com<p><em>Gangguan pendengaran akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/NIHL) adalah penurunan pendengaran atau tuli akibat bising yang melebihi nilai ambang batas dengar dilingkungan kerja. Selain karena faktor bising, terdapat faktor lainnya yang bisa memicu peningkatan risiko gangguan pendengaran, seperti lama pajanan, masa bekerja, dan panggunaan alat pelindung telinga. Pasien Tn. P usia 46 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran sejak 3 tahun terakhir dan semakin memberat. Keluhan disertai rasa berdenging dan tegang di leher belakang. Riwayat bekerja sebagai tukang las selama 10 tahun terakhir dan jarang menggunakan pelindung telinga. Pemeriksaan fisik didapatkan TD: 140/90 mmhg, Nadi 87 x/menit, Pernafasan 18x/menit, dan Suhu 36,7°C, IMT 23,5 kg/m2. Pemeriksaan garpu tala didapatkan rinne (+/+), Swabach (memendek +/+), Weber (lateralisasi ke kiri), Bing (+), dan tes bisik jarak 3 meter. pemeriksan audiogram didapatkan penurunan pada frekuensi 4000 Hz dan meningkat pada 8000 Hz. Pasien didiagnosa Noise Induced Hearing Loss. Studi kasus berlokasi di Puskesmas Dahlia Makassar. Pengamatan dilakukan tanggal 01 Maret sampai 15 Maret 2024. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, pemeriksaan fisik, pengamatan, dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan studi kasus tersebut dilakukan penatalaksanaan holistik dengan pendekatan kedokteran keluarga dengan tujuan meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif meliputi pelayanan promotif, preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar. </em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Amanda Asri, Rosdianah Rahim, Abbas Zavey Nurdinhttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/247Hubungan Antara Usia Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Modopuro Kabupaten Mojokerto Periode 1-31 Maret 20242024-10-26T02:18:49+00:00Made Widiantara GiriGiri112@hotmail.comFarah ZahidaZahida112@hotmail.comYucky HendrawanHendrawan112@hotmail.comSukma Sahadewasukma.sahadewa@uwks.ac.idAtik Sri WulandariWulandari112@hotmail.comCahyani NovianaNoviana11223@hotmail.comNur KhamidahKhamidah11223@hotmail.comWike HerawatyHerawaty112@hotmail.com<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Hipertensi merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal dan persisten. Penyakit ini telah menjadi krisis kesehatan global dan banyak terjadi di kalangan usia lanjut. Data dari Puskesmas Modopuro menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak terjadi, terutama pada usia 45 tahun ke atas. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif cross-sectional dengan populasi sebanyak 5200 orang dan sampel sebanyak 99 orang yang dipilih secara acak dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS 26 dengan analisis univariat dan bivariat. Dari analisis univariat, sebanyak 65,6% responden merupakan lansia (usia 45 tahun) dan sebanyak 67,6% responden mengalami hipertensi. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara usia dan kejadian hipertensi, dengan nilai signifikansi yang menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan kejadian hipertensi di Puskesmas Modopuro, Kabupaten Mojokerto periode 1-31 Maret 2024.</em></p> </div> </div> </div>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Made Widiantara Giri, Farah Zahida, Yucky Hendrawan, Sukma Sahadewa, Atik Sri Wulandari, Cahyani Noviana, Nur Khamidah, Wike Herawatyhttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/249Hubungan Antara Spritualitas Dengan Kesehatan Mental Wanita Usia Subur2024-10-26T02:24:56+00:00Eric Tandoyoeric.tandoyo@ciputra.ac.idHanna Tabita Hasianna SilitongaSilitonga11222@hotmail.comReynaldi HardiantoHardianto1122@hotmail.comGlory Ta’bi PalloanPalloan1122@hotmail.comHelen OctaviaOctavia1122@hotmail.comRidzal WahidWahid1122@hotmail.comBerlian Ester WakasWakas1122@hotmail.comBilly Daniel MessakhMessakh1122@hotmail.comIrwin Prijatna Kusumah Kusumah1122@hotmail.com<p><em>Berbagai penelitian menunjukkan bahwa spiritualitas / kerohanian dapat berhubungan positif dengan pengurangan tingkat kecemasan dan depresi. Manfaat dari riset ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara Spiritualitas / kerohanian dan Kesehatan Mental pada Wanita Usia Subur (WUS). Riset ini menggunakan studi epidemiologi analitik observasional dengan metode penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dan Depression Anxiety Stress Scale (DASS). Penelitian ini dilakukan pada jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Desa Peniwen, Kabupaten Malang pada 34 WUS. Hubungan antara spiritualitas dan kesehatan mental dianalisa menggunakan uji korelasi Spearman karena data terdistribusi dengan tidak merata. Hasil analisa data memperlihatkan korelasi yang berarti antara spiritualitas dengan tingkat stress (nilai koefisien korelasi menunjukkan angka -0.497 dengan nilai p 0.003 < 0.05). Ini berarti menunjukkan tingginya tingkat kerohanian responden maka akan semakin rendah pula tingkat stress. Selain itu didapatkan, terdapat hubungan (sangat lemah) yang tidak signifikan antara spiritualitas dengan tingkat depresi (nilai koefisien korelasi menunjukkan angka -0.177 dengan nilai p 0.316 > 0.05). Ini menunjukkan semakin tinggi derajat spiritualitas responden maka akan semakin rendah pula tingkat depresi. Riset ini juga mendapati korelasi yang berarti antara kerohanian dengan tingkat kecemasan (nilai koefisien korelasi menunjukkan angka -0.493 dengan nilai p 0.003 < 0.05) yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat spiritualitas responden maka akan semakin rendah pula tingkat kecemasan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang berarti antara spiritualitas dengan tingkat kecemasan dan stress namun terdapat hubungan (sangat lemah) yang tidak signifikan antara spiritualitas dengan tingkat depresi pada Wanita Usia Subur.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Eric Tandoyo, Hanna Tabita Hasianna Silitonga, Reynaldi Hardianto, Glory Ta’bi Palloan, Helen Octavia, Ridzal Wahid, Berlian Ester Wakas, Billy Daniel Messakh, Irwin Prijatna Kusumah http://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/253Association Between Household Food Security And Nutritional Status Among Children Age Under 5 Years In Flood Prone Area, Sukolilo, Surabaya2024-10-26T02:32:10+00:00fara disa durryfaradisa.fk@upnjatim.ac.idLaksmi Suci Handinilaksmi.suci.fk@upnjatim.ac.idIrma SelianaSeliana1122@hotmail.comZulfan Febriawanzulfanfbrwn@gmail.comLilik Nurindah Sarililiknurindahsari20@gmail.comShaira Nadinda Santososhaira@gmail.comSalsabilla Cathabell Yudindaabel@gmail.comFibran Aryan Nahya Nahyafibran12@gmail.comGala Novendragalanv@gmail.comZebaa Basyaasyah Baarigh Syahbaa zebaa55@gmail.comNovi Rahayu Ariantinovirahayu@gmail.com<p><em>Household food insecurity (HFI) is a significant issue that affects both developed and developing countries, leading to various health and nutritional problems. Particularly concerning is the impact of food insecurity on young children, who are highly vulnerable to malnutrition and stunting. Sukolilo is a flood-prone area, and flooding can cause changes in household food security and impact the nutritional status of children. This study to determine the association between household food security and the nutritional status of toddlers in Sukolilo. This study used a cross-sectional method by collecting data on household characteristics (parents' age, education, number of children, parents' employment status, and total income), measuring household food security through the Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS) questionnaire, and measuring anthropometry (W/A) in toddlers to analyze nutritional status. The results showed that there is a significant relationship between mother education level (P = 0.03), number of children (P = 0.000), and mother employment status (P = 0.000) with household food security (p < 0.05). As well as there is an association between household food security and children's nutritional status (P<0.05) (AOR (95% CI) 0.86 (0.77 – 1.73)). It can be concluded that household food security has a strong relationship with the nutritional status of toddlers.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 fara disa durry, Laksmi, Irma Seliana, Zulfan, Lilik, Shaira, Abel, Fibran, Gala, Zebaa, Novihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/255Hubungan Indeks Massa Tubuh Dan Diabetes Melitus Terhadap Kesembuhan Pasien Tuberkulosis Paru2024-10-26T02:35:39+00:00Nining Lestarinl209@ums.ac.idPutri Isa Maharani YaasiinYaasiin12122@hotmail.com<p><em>Penyakit </em><em>t</em><em>uberkulosis </em><em>paru </em><em>di Indonesia menempati peringkat ketiga</em><em> di dunia</em><em> setelah India dan Cina</em><em> dengan angka morbiditas dan mortalitas yang meningkat tiap tahunnya. Pengendalian tuberculosis paru di Indonesia masih mengalami kendala karena deteksi dini yang belum optimal dan cakupan pengobatan tuberculosis yang masih di bawah target pemerintah. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesembuhan tuberculosis paru yaitu </em><em>jenis kelamin, usia, status </em><em>gizi</em><em>, </em><em>kepatuhan minum obat</em><em>, kebiasaan merokok,</em> <em>kepatuhan berobat, </em><em>dan </em><em>faktor </em><em>komorbid</em><em> seperti obesitas, dan diabetes Mellitus</em><em>. Status gizi dan diabetes mellitus menjadi faktor yang penting dalam kesembuhan pasien tuberculosis. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan </em><em>i</em><em>ndeks</em><em> m</em><em>assa </em><em>t</em><em>ubuh</em><em>(IMT)</em><em> dan </em><em>d</em><em>iabetes </em><em>m</em><em>elitus</em><em>(DM)</em> <em>dengan</em><em> kesembuhan pasien </em><em>tuberkulosis </em><em>paru</em><em>. </em><em>Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif observasional analitik, dengan pendekatan case-control. </em><em>Pengambilan sampel menggunakan metode fixed disease sampling</em><em> dari data rekam medis penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Mojolaban pada kurun waktu 2019-2023. Analisis data mengunakan uji chi square dengan SPSS 25. Besar sampel yang digunakan sebanyak 68 subyek, terdiri dari 17 subyek sebagai kasus (pasien tuberculosis yang tidak sembuh) dan 51 subyek sebagai kontrol (pasien tuberculosis yang sembuh termasuk pasien gagal, dan meninggal. </em><em>Hasil chi square IMT dengan kesembuhan tuberculosis didapatkan </em><em>OR=3,776, (p= 0,04 dengan 95% CI =1,201–11,865) sedangkan DM dengan kesembuhan tuberculosis paru didapatkan OR= 1,442 </em><em>(</em><em>p=0,759 dengan CI 95 %= </em><em>0,</em><em>448</em><em>-</em><em>4</em><em>,</em><em>462</em><em>)</em><em>. </em><em>Kesimpulan: IMT secara signifikan berhubungan dengan kesembuhan tuberculosis paru, sedangkan DM tidak berhubungan dengan kesembuhan tuberkulosis paru. Pasien tuberculosis paru dengan IMT tidak normal berpeluang 3,7 kali tidak sembuh dibanding dengan IMT normal. </em></p> <p> </p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nining Lestari, Putri Isa Maharani Yaasiinhttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/209Hubungan Personal Hygiene dengan Tingkat Kejadian Tinea di Rumah Susun Sumur Welut Tower D Surabaya2024-10-25T01:15:17+00:00Marcella Clarineta Leksodimulyomclarinetal@gmail.comEka Narayana Chandrachandra_ekad@hotmail.comPrajogo WibowoWibowo_p99@hotmail.comRiamiRiami4@hotmail.com<p><em>Tinea (Dermatofitosis) adalah penyakit infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yang menyerang jaringan berisi zat tanduk, misalnya kulit, rambut dan kuku. Berdasarkan lokasi infeksinya, Tinea dibagi menjadi Tinea capitis, Tinea faciei, Tinea barbae, Tinea corporis, Tinea Manuum, Tinea unguium, Tinea cruris, dan Tinea pedis. Penyakit Tinea di Indonesia cukup tinggi. Tinea dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan orang terinfeksi, menggunakan pakaian yang ketat, personal hygiene yang buruk, kondisi lingkungan seperti kepadatan penduduk dan iklim yang lembab. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan tingkat kejadian Tinea pada Rumah Susun Sumur Welut Tower D di Surabaya<strong>. </strong>Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Sampel dalam penelitian merupakan 113 penghuni di Rumah Susun Sumur Welut Tower D<strong>. </strong>Pengambilan data menggunakan kuesioner dan pemeriksaan mikroskop dengan kerokan kulit. Analisis data menggunakan uji Kendall. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2023 di Rumah Susun Sumur Welut Tower D Surabaya. Personal hygiene yang buruk sebanyak 13.3%. Angka kejadian Tinea Capitis 0.9%, Tinea Faciei 0.9%, Tinea Corporis 7.1%, Tinea Cruris 0.9%, Tinea Pedis 1.8%. Analisis Uji Kendall menunjukan terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian Tinea (p-Value 0.000). Terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian Tinea pada Rumah Susun Sumur Welut Tower D di Surabaya.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Marcella Clarineta Leksodimulyo, Eka Narayana Chandra, Prajogo Wibowo, Riamihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/234Hubungan Tingkat Pengetahuan Keselamatan Kerja Terhadap Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada Sentra Industri Sanitair Klaseman Desa Karangbesuki Kota Malang2024-10-25T01:19:08+00:00Yasmin nadya laila salsabillajasmin18nadya@gmail.comRubayat Indradirubayat@umm.ac.idSuharto SuhartoSuharto12@umm.ac.idSri Adilla Nurainiwatiadila_S@umm.ac.id<p><em>Kecelakaan kerja umumnya terjadi disebabkan karena dua hal yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Tindakan tidak aman disebabkan karena faktor manusia sedangkan kondisi tidak aman disebabkan karena faktor lingkungan dan peralatan. Pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam bertindak positif maupun negatif yang akan menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan kerja seperti yang dilakukan pekerja pada sentra industri sanitair klaseman. Desa Karangbesuki, Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini apakah ada hubungan tingkat pengetahuan keselamatan kerja terhadap angka kejadian kecelakaan kerja pada sentra indutri sanitair klaseman, Desa Karangbesuki, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan data menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 21 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner. Analisis data terdiri dari metode univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Uji statistik chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan keselamatan kerja terhadap angka kejadian kecelakaan kerja dengan hasil p-value 0,000 (p<0,05). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan keselamatan kerja terhadap angka kejadian kecelakaan kerja pada sentra industri sanitair klaseman, Desa Karangbesuki, Kota Malang.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Yasmin nadya laila salsabilla, Rubayat Indradi, Suharto, Sri Adilla Nurainiwatihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/240Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Komorbid Terhadap Perilaku Vaksinasi Covid-192024-10-25T01:25:30+00:00Evi Susanti Sinagasinaga.evisusanti@trisakti.ac.idFitriafitria030002000001@std.trisakti.ac.id<p><em>Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) merujuk kepada penyakit menular yang diakibatkan karena virus corona baru yang dikenal sebagai Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).</em> <em>Vaksinasi Covid-19 ialah satu di antara cara guna mengatasi penyebaran Covid-19.</em><em> Cakupan vaksinasi covid- 19 di DKI Jakarta didapatkan 4.683 orang yang mana belum memenuhi target vaksinasi di DKI Jakarta. Perilaku vaksinasi Covid-19 dapat dipengaruh berbagai faktor seperti faktor umur, pendidikan, pengetahuan, sikap dan komorbid. Penelitian ini memanfaatkan penggunaan pendekatan observasional analitik desain studi Cross-sectional.</em><em> Pengumpulan subjek yang dibutuhkan sebanyak 195 orang serta dipilih dengan cara Simple random sampling</em><em>. Data primer dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner dan diisi melalui wawancara. Kemudian analisis data univariat dan bivariat diolah dengan SPSS memanfaatkan penggunaan uji Chi-square.</em> <em> Variabel tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 110 orang (56,4%), sikap positif sebanyak 161 orang (82,6%), tidak memiliki penyakit komorbid sebanyak 162 orang (83,1%), dan perilaku sudah melakukan vaksinasi Covid–19 sejumlah 153 orang (78,5%) dan </em><em>hasil uji statistik, memperlihatkan hasil bahwasanya tidak didapati hubungan signifikan pengetahuan dengan perilaku vaksin covid -19 (p – value = 0,808), adanya hubungan signifikan di antara sikap dan perilaku vaksinasi Covid – 19 (p – value = 0,001), adanya hubungan signifikan di antara komorbid dengan perilaku vaksin – 19 (p – value = 0,001). Sehingga diperlukan penyuluhan yang lebih lanjut ke masyarakat mengenai implementasi vaksinasi Covid-19.</em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Evi Susanti Sinaga, Fitriahttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/245Analisis Dampak Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terhadap Penurunan Tingkat Stunting di Komunitas Berpenghasilan Rendah2024-10-26T02:10:36+00:00Lionesya Sukma WinataWinata1133@hotmail.comAwanda Dias Rizkia Artha PutriPutri_awanda112@hotmail.comShaira Nadinda SantosoSantoso1123@hotmail.comBimo Satrio PrayogiPrayogi1123@hotmail.comNengah Michael Dharma DjarinDjarin1123@hotmail.comfara disa durryfaradisa.fk@upnjatim.ac.idIrma SelianaSeliana11223@hotmail.com<p style="font-weight: 400;"><em>Pemberian makanan tambahan yang mudah didapat dan terjangkau seperti daun kelor memiliki potensi besar untuk mengurangi tingkat stunting di komunitas berpenghasilan rendah. Kandungan gizi yang kaya dalam daun kelor dapat memperbaiki status nutrisi anak-anak secara signifikan. Program ini menjanjikan solusi praktis dalam meningkatkan kesehatan anak dengan biaya yang terjangkau.</em><em> Untuk mengevaluasi efektivitas program PMT berupa Puding Daun Kelor terhadap anak terpapar stunting di komunitas berpenghasilan rendah. Studi ini menggunakan data hasil kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Gunung Anyar, melibatkan 36 ibu dengan anak terindikasi stunting. Fokusnya adalah memberikan sosialisasi kepada ibu-ibu dalam komunitas berpenghasilan rendah tentang pentingnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square dan uji Fisher’s Exact Test untuk mengevaluasi efektivitas program ini. Analisis bivariat yang melibatkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan menggunakan uji chi-square. Namun, karena >20%nilai expected <5, syarat untuk uji chi-square tidak terpenuhi, sehingga diterapkan uji Fisher's Exact Test. Hasil dari uji Fisher menunjukkan nilai p-value sebesar (0,001 < 0,005), yang menunjukan adanya hubungan signifikan antara rendahnya penghasilan ibu dan tingkat stunting pada anak. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan ketakutan ibu terhadap biaya program PMT.</em></p> <p style="font-weight: 400;"><em> </em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Lionesya Sukma Winata, Awanda Dias Rizkia Artha Putri, Shaira Nadinda Santoso, Bimo Satrio Prayogi, Nengah Michael Dharma Djarin, fara disa durry, Irma Selianahttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/248Treatment Compliance of Drug-Resistant Tuberculosis Patients in Compliance of Taking Medication Based on Peer Educator Characteristics at Muhammadiyah PKU Gamping Hospital Yogyakarta2024-10-26T02:20:27+00:00pitut savitripitut_a@yahoo.comAlidina Nur AfifahAfifah1122@hotmail.comNur WidayatiWidayati11223@hotmail.com<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p><em>Latar Belakang Indonesia menempati urutan ke 8 jumlah kasus TB-RO di dunia. Salah satu tantangan dalam pengobatan TB-RO adalah kurangnya kepatuhan pasien dalam minum obat yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang menjadi penghambat utama keberhasilan pengobatan. Untuk mendukung dan menjamin kepatuhan pengobatan pasien, diperlukan pendampingan rutin oleh kader kesehatan dari komunitas yang dikenal dengan istilah Pendukung Pasien atau Pasien Suporter (PS). Tujuan Penelitian ini ingin mengetahui gambaran karakteristik PS yang paling cocok untuk mendampingi pasien sehingga dapat mendukung kepatuhan pengobatan yang berdampak optimal pada keberhasilan pengobatan. Metode Penelitian ini menggunakan metode observasi deskriptif yang melibatkan 100 pasien DR TB ditinjau dari tingkat kepatuhan pengobatan dikaitkan dengan gambaran karakteristik 26 peer pendidik yang dibagi dalam 4 kategori yaitu usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan pengalaman sebagai penderita TB. penyintas. Pengumpulan data penelitian dilakukan di PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Hasil observasi 100 pasien DR TB, 85% memiliki kepatuhan pengobatan dan 15% sisanya tidak patuh. Tingkat kepatuhan pengobatan pasien dipengaruhi oleh faktor 80% peer counselor mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan, 64% mempunyai umur yang sama dengan pasien, 54% berjenis kelamin sama, dan hanya 5% dipengaruhi oleh peer counselor yang mempunyai pengalaman. sebagai penyintas DR TB. Kesimpulan Latar belakang PS yang berpendidikan, paling tinggi tingkat kepatuhan pasien minum obat sedangkan PS yang mempunyai latar belakang penyintas TB-RO paling sedikit tingkat kepatuhan pasien dalam meminum obat.</em></p> </div> </div> </div>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 pitut savitri, Alidina Nur Afifah, Nur Widayatihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/254Hubungan Religiusitas Dengan Derajat Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Di Klinik Wirahusada Medical Center Kota Makassar Tahun 20212024-10-26T02:34:03+00:00Nur Isnaini Isnaisnainiyusraa18@gmail.comTrisnawatyTrisnawaty1122@hotmail.comDewidewi1122@hotmail.com<p><em>Masa Kehamilan khususnya kehamilan pertama adalah pengalaman baru bagi seorang wanita sehingga terdapat banyak pengaruh yang berperan dari segi sosial, ekonomi dan utamanya psikologis salah satunya adalah kecemasan dalam kehamilan menjadi penting dikarenakan berbagai macam pemicu emosi yang dapat diirasakan oleh ibu hamil berkaitan dengan pengalaman pertama sebagai ibu baru ataupun hal lain yang dapat mempengaruhi kualitas hidup ibu hamil ini. Salah satu faktor yang dapat berhubungan dengan kecemasan pada ibu hamil pertama ini adalah religiusitas dari ibu hamil mampu mempengaruhi dirinya dalam mengamalkan nilai agamanya sebagai pegangan dalam menghadapi kecemasan-kecemasan yang ada pada dirinya maupun berkaitan dengan lingkungan sekitarnya sehingga perlunya religiusitas yang baik untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas primigravida. Tujuan penelitian ini untuk dapat memahami bagaimana hubungan antara religiusitas dengan kecemasan ibu hamil primigravida di Klinik Wirahusada Medical Center Kota Makassar 2021. Penelitian ini bersifat observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah semua ibu hamil primigravida yang termasuk dalam kriteria inklusi. Data yang diambil adalah data primer berdasarkan wawancara dan pengisian kuesioner oleh 165 sampel. Analisis dan olah data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji korelasi spearman. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan signifikan terkait religiusitas (p=0,015) dengan derajat kecemasan sehingga disimpulkan adanya hubungan antara religiusitas dengan derajat kecemasan ibu hamil primigravida. </em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nur Isnaini Isna, Trisnawaty, Dewihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/256Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada Buruh Tani Wanita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember2024-10-26T02:36:59+00:00Meutia Citra Aisyameutiacitraaa@gmail.comJauhar Firdausjauhar_firdaus.fk@unej.ac.idAngga Mardro Raharjo anggadokter_fk@unej.ac.idAris Prasetyo aris.fk@unej.ac.idIrawan Fajar Kusuma irawanfk99@yahoo.comIda Srisurani Wiji Astutiranifkuj@gmail.com<p><em>Hipertensi pada pekerja pertanian di Indonesia menempati urutan ke-3 teratas berdasarkan Riskesdas, 2018. Tingginya angka tersebut, dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tingkat aktivitas fisik. Stigma mengenai tingginya aktivitas fisik pada pekerja pertanian sejatinya hanyalah aktivitas kerja, namun tidak untuk aktivitas lainnya, terlebih pekerja wanita yang memiliki peran ganda sehingga tidak ada waktu untuk berolahraga secara rutin. Padahal aktivitas olahraga dapat mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi.</em><em> Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan tekanan darah pada buruh tani wanita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah buruh tani wanita hipertensi primer yang tinggal dan pernah melakukan kunjungan di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling sebanyak 42 sampel. Data diambil melalui wawancara kuesioner aktivitas fisik Baecke dan juga pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer digital. Periode sampel yang diteliti adalah buruh tani wanita hipertensi yang melakukan kunjungan ke Posbindu PTM Puskesmas Mumbulsari Jember selama bulan November 2022. Data diolah menggunakan uji statistik regresi linear berganda dengan terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Hasil uji statistik didapatkan p-value sebesar 0,01 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat korelasi signifikan dengan arah negatif antara aktivitas olahraga dengan tekanan darah sistolik pada buruh tani wanita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. </em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Meutia Citra Aisya, Jauhar Firdaus, Angga Mardro Raharjo , Aris Prasetyo , Irawan Fajar Kusuma , Ida Srisurani Wiji Astutihttp://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/251Ergonomic Factor Analysis of Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSD) in Bakery Industry Workers 2024-10-26T02:29:46+00:00Nabilah Fildzah Alfisyahrinnabnabfildzah@gmail.comMehmed Mirzagalfary Kenan Wantuwantukenan@gmail.comNurfirah Dzakitushiddiqah Ekiefira3611@gmail.com<p><em>Lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat penting untuk pengembangan ekonomi dan sosial. Menurut ILO dan WHO, kecelakaan terkait kerja masih menyumbang 5% dari seluruh kematian di dunia pada tahun 2016. Di Indonesia sendiri, terjadi peningkatan kecelakaan kerja sebesar 55,2% dari tahun 2019 hingga 2020. Produksi roti merupakan sub-sektor perekonomian yang penting dan dapat menciptakan lapangan kerja, namun juga rentan terhadap bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Gangguan muskuloskeletal adalah penyebab umum dari kecacatan dan keterbatasan kerja, termasuk di sektor industri roti. Faktor risiko yang menyebabkan gangguan tersebut meliputi usia, jenis kelamin, postur tubuh yang salah, dan kurangnya pengetahuan tentang ergonomi. Ergonomi berperan penting dalam mencegah gangguan muskuloskeletal, dengan penyesuaian peralatan kerja dan sikap tubuh yang ergonomis. Analisis faktor risiko, terutama faktor ergonomi, diperlukan untuk mengurangi potensi gangguan muskuloskeletal pada pekerja industri roti. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis faktor ergonomi terhadap Work-Related Musculoskeletal Disorders (WMSD) pada pekerja industri roti. Penelitian ini dilakukan dengan metode literature review berdasarkan jurnal 5 tahun terakhir dari database Google Scholars, Pubmed, Proquest dan Science Direct didapatkan bahwa faktor ergonomi berperan penting dalam menyebabkan WMSD yang mencakup faktor antropometri, faal kerja, biomekanika, dan psikologi kerja pada pekerja industri roti. Setelah dikaji dari empat risiko tersebut, faktor faal kerja dan biomekanika yang berhubungan signifikan dengan risiko terjadinya WMSD pada pekerja industri roti. Hal ini sesuai dengan tingginya prevalensi keluhan nyeri persendian bahu, leher, dan pergelangan tangan serta kejadian low back pain (LBP) pada pekerja industri roti. </em></p>2024-11-02T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nabilah Fildzah Alfisyahrin, Mehmed Mirzagalfary Kenan Wantu; Nurfirah Dzakitushiddiqah Ekie