Hubungan Personal Hygiene dengan Tingkat Kejadian Tinea di Rumah Susun Sumur Welut Tower D Surabaya

Main Article Content

Marcella Clarineta Leksodimulyo
Eka Narayana Chandra
Prajogo Wibowo
Riami

Abstract

Tinea (Dermatofitosis) adalah penyakit infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yang menyerang jaringan berisi zat tanduk, misalnya kulit, rambut dan kuku. Berdasarkan lokasi infeksinya, Tinea dibagi menjadi Tinea capitis, Tinea faciei, Tinea barbae, Tinea corporis, Tinea Manuum, Tinea unguium, Tinea cruris, dan Tinea pedis. Penyakit Tinea di Indonesia cukup tinggi. Tinea dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan orang terinfeksi, menggunakan pakaian yang ketat, personal hygiene yang buruk, kondisi lingkungan seperti kepadatan penduduk dan iklim yang lembab. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan tingkat kejadian Tinea pada Rumah Susun Sumur Welut Tower D di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Sampel dalam penelitian merupakan 113 penghuni di Rumah Susun Sumur Welut Tower D. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan pemeriksaan mikroskop dengan kerokan kulit. Analisis data menggunakan uji Kendall. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2023 di Rumah Susun Sumur Welut Tower D Surabaya. Personal hygiene yang buruk sebanyak 13.3%. Angka kejadian Tinea Capitis 0.9%, Tinea Faciei 0.9%, Tinea Corporis 7.1%, Tinea Cruris 0.9%, Tinea Pedis 1.8%. Analisis Uji Kendall menunjukan terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian Tinea (p-Value 0.000). Terdapat hubungan antara personal hygiene dengan kejadian Tinea pada Rumah Susun Sumur Welut Tower D di Surabaya.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Leksodimulyo, M. C., Chandra, E. N., Wibowo, P. ., & Riami. (2024). Hubungan Personal Hygiene dengan Tingkat Kejadian Tinea di Rumah Susun Sumur Welut Tower D Surabaya. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal, 5(2). Retrieved from http://comphi.sinergis.org/comphi/article/view/209
Section
Research Articles

References

Adams, N., Peters, H., 2017. The Occurrence Of Athlete's Foot (Tinea Pedis), Caused By The Dermatophytic Fungus, Trichophyton Rubrum Malmsten 1845, Amongst Athletes At Brewton-Parker College. Georgia Journal of Science 75.

Amalia, A.U., 2020. Karakteristik Penderitas Dermatofitosis Di Beberapa Rumah Sakit Di Wilayah Indonesia Periode Tahun 2012 Sampai Dengan Tahun 2018.

Anra, Y., Putra, I.B., Lubis, I.A., 2017. Profil dermatofitosis pada narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta, Medan.

Astritd, C.P.A., 2016. Gambaran Karakteristik Dermatofitosis di RSUP Haji Adam Malik Periode 1 Januari 2015 Sampai dengan 31 Desember 2015 (Thesis). Universitas Sumatera Utara.

Asz-Sigall, D., Tosti, A., Arenas, R., 2017.

Tinea Unguium: Diagnosis and Treatment in Practice. Mycopathologia 182, 95–100. https://doi.org/10.1007/s11046-016-0078-4

Djuanda;, A., 2013. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Badan Penerbit FKUI.

Hayette, M.-P., Sacheli, R., 2015.Dermatophytosis, Trends in Epidemiology and Diagnostic Approach. Curr Fungal Infect Rep 9, 164–179. https://doi.org/10.1007/s12281-015-0231-4

Hosthota, A., Gowda, T., Manikonda, R., 2018.Clinical profile and risk factors of dermatophytoses: a hospital based study. Int J Res Dermatol 4, 508. https://doi.org/10.18203/issn.2455- 4529.IntJResDermatol20183860

Husni, H., Asri, E., Gustia, R., 2018. Identifikasi Dermatofita Pada Sisir Tukang Pangkas Di Kelurahan Jati Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 7, 331–335. https://doi.org/10.25077/jka.v7i3.882

Nnagbo, P.A., Anyamene, C.O., Anyiam, I.V., 2021. Epidemiological status of dermatophytosis among rice farmers in Ebonyi State, Nigeria.

Pranata, F.S., Jufriadif Na’am, Sumijan, 2019. Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Jamur pada Manusia Menggunakan Input Suara Berbasis Android. RESTI 3, 435–442.

Praveen, S., Saka, S., Subhashini, K., Venkataramana, G., Sathvika, G., Ramanamurty, P., Anjaneyulu, S., 2021. Clinical and mycological features of recurrent dermatophytosis: A hospital- based observational cross-sectional study. J NTR Univ Health Sci 10, 243. https://doi.org/10.4103/jdrntruhs.jdrntruhs_ 70_21

Rad, B.H., Hashemi, S.J., Atighi, J., 2018. Epidemiological Survey of Human Dermatophytosis due to Zoophilic Species in Tehran, Iran. Iran J Public Health 47.

Rahadiyanti, D.D., Ervianti, E., 2018. Studi Retrospektif: Karakteristik Dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 30, 66–72. https://doi.org/10.20473/bikk.V30.1.2018. 66-72

Rajagopalan, M., Inamadar, A., Mittal, A., Miskeen, A.K., Srinivas, C.R., Sardana, K., Godse, K., Patel, K., Rengasamy, M., Rudramurthy, S., Dogra, S., 2018. Expert Consensus on The Management of Dermatophytosis in India (Ectoderm India). BMC Dermatology 18, 6. https://doi.org/10.1186/s12895-018-0073-1

Riani, R., 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Tinea Corporis di Desa Kuapan Wilayah Kerja Puskesmas XIII Koto Kampar Tahun 2016. Jurnal Ners 1. https://doi.org/10.31004/jn.v1i2.119

Samuel, T.O., Adekunle, A.A., Ogundipe, O.T., 2013. (PDF) ©2013 Academic Journals Prevalence of dermatomycoses in tertiary health institutions in Lagos State, Nigeria | Oluwatoyin Ogundipe - Academia.edu [WWW Document]. URL https://www.academia.edu/15125720/_201 3_Academic_Journals_Prevalence_of_der matomycoses_in_tertiary_health_institutio ns_in_Lagos_State_Nigeria (accessed 12.6.23).

Sidaria, S., 2017. Personal Hygiene dan Kejadian Tinea Corporis Pada Santri di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan- Ringan. UJSER 2, 171. https://doi.org/10.31933/ujser.2.2.171- 179.2017

Singh, S.K., 2018. Diagnostics to Pathogenomics of Sexually Transmitted Infections. John Wiley & Sons.

Siregar, M.R., 2018. Hubungan Personal Hygene dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Timbulnya Dermatofitosis Pada Pekerja Penjual Ikan Basah di Pasar Marelan Kota Medan Tahun 2018 (undergraduate). Institu Kesehatan Helvetia Medan.

Sondakh, C.E.E.J., Pandaleke, T.A., Mawu, F.O., 2016. Profil dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari – Desember 2013. e-CliniC 4. https://doi.org/10.35790/ecl.v4i1.12134

Spiewak, R., 2018. Farmers and Farmworkers, in: John, S.M., Johansen, J.D., Rustemeyer, T., Elsner, P., Maibach, H.I. (Eds.), Kanerva’s Occupational Dermatology. Springer International Publishing, Cham, pp. 1–18. https://doi.org/10.1007/978-3-319-40221- 5_150-2

Sudha, M., Ramani, C., Anandan, H., 2016. Prevalence of Dermatophytosis in Patients in A Tertiary Care Centre.

Triana, D., Nawaliya, A., Sinuhaji, B., 2021. Kejadian Infeksi Trichophyton Mentagrophytes Terkait Personal Hygiene Antara Nelayan Dengan Pengolah Ikan

Rumahan Di Wilayah Pesisir Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada 74–81. https://doi.org/10.34035/jk.v12i1.582

Udakadharma, S., Budiarso, L., 2020. Hubungan penggunaan kaos kaki terhadap pertumbuhan jamur Candida sp. pada kulit sehat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Tarumanagara

Verma, S., Madhu, R., 2017. The Great Indian Epidemic of Superficial Dermatophytosis: An Appraisal. Indian J Dermatol 62, 227– 236.

https://doi.org/10.4103/ijd.IJD_206_17Me dical Journal 2, 412–417. https://doi.org/10.24912/tmj.v3i1.9751

Vishnu, S., Tarun, K.K., Anima, S., Ruchi, S., Subhash, C., 2015. Dermatophytes: Diagnosis of dermatophytosis and its treatment. African Journal of Microbiology Research 9, 1286–1293. https://doi.org/10.5897/AJMR2015.7374

Widhidewi, N.W., Purnama, N.K.A., Budiapsari, P.I., Widiawati, S., 2023. Incidence of Dermatophytosis Based on Age and Gender at The Regional General Hospital in Gianyar District Hospitals. MMJ 4, 72.

https://doi.org/10.24853/mmj.4.2.72-78 Zakiudin, A., Shaluhiyah, Z., 2016.Perilaku Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Santri di Pondok Pesantren Wilayah Kabupaten Brebes akan Terwujud Jika Didukung dengan Ketersediaan Sarana Prasarana.Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 11, 64–83. https://doi.org/10.14710/jpki.11.2.64- 83

Most read articles by the same author(s)